Rabu, 30 November 2011

Keutamaan Puasa Asyuro (10 Muharam)

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

[Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari Asyura / Asyuro (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)]

Hadits yang Pertama

عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صَامَ يَوْمَ عَاشُوْرَاء وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Hadits yang Kedua

عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يُكَفِّر السَّنَة المَاضِيَة)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

Hadits yang Ketiga

Rabu, 23 November 2011

Penyebab Anak Menjadi Durhaka

Disusun Oleh : Abu Riyadl

ada 7 hal faktor penyebab anak menjadi durhaka...
sebaiknya kita pelajari agar kita lebih bijak dalam mendidik mereka

Pertama: 

Hilangnya kekuatan AGAMA dan lemahnya IMAN 

Seorang hamba apabila mengerjakan dosa atau kemaksiatan dan dia tidak takut kepada Allah, maka dia membuka pintu kejelekan dan kefasikan untuk dirinya. Dosa-dosanya tersebut menjadi sebab kebinasaannya apabila dia tidak bertobat. Termasuk akibat dosa-dosanya tersebut dia menyakiti orang tuanya karena dia mendapati kegalauan hati, kegelapan hati, hitamnya wajahnya dan kerasnya hati yang membawanya untuk berbuat durhaka.

Ibnu Abi ad-Dunya berkata dalam buku Dzammul Muskir, 'Menyampaikan kepadaku Suwaid bin Sa'id dengan berkata, menceritakan kepadaku al-Hasan –seorang lelaki dari kota Basrah- dengan berkata, seseorang menyampaikan kepadaku bahwasanya dia melihat

Sabtu, 29 Oktober 2011

Penyembelihan Hewan Kurban (bag. 2)

UDHIYAH TERBAIK DAN YANG MAKRUH
       Urutan keutamaan dalam penyembelihan hewan kurban dari yang paling utama kemudian yang keutamaannya lebih rendah darinya adalah sebagai berikut :
1.     Unta jika disembelih tanpa diserikatkan dengan orang lain
2.     Sapi jika disembelih tanpa diserikatkan dengan orang lain
3.     Domba
4.     Kambing
5.     Unta yang diserikatkan oleh tujuh orang
6.     Sapi yang diserikatkan oleh tujuh orang
       Yang afdhol pada hewan sembelihan kurban adalah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan untuk hewan ternak. Di antaranya adalah yang gemuk, dagingnya banyak, bentuknya bagus, dan mahal harganya.
       Adapun hewan ternak yang makruh untuk dijadikan udhiyah di antaranya adalah :
1.     Hewan yang terpotong telinganya atau tanduknya. Adapun hewan yang memang tidak memiliki tanduk sejak asalnya  maka boleh untuk dijadikan udhiyah tanpa dimakruhkan.

Penyembelihan Hewan Kurban (bag. 1)

Berkenaan dengan akan datangnya hari raya Idul Adha, pada edisi kali ini kami membahas beberapa hal berkaitan dengan penyembelihan hewan kurban (udhiyah). Semoga Alloh senantiasa memberikan taufiq kepada kita untuk ikhlas dalam mengerjakan amalan-amalan yang diridhoi-Nya dan untuk berpegang teguh dengan sunnah-sunnah Nabi-Nya.

PENGERTIAN UDHIYAH
        Udhiyah adalah nama untuk hewan baik onta, sapi, atau kambing yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Alloh disebabkan karena datangnya hari raya idul adha.

Kamis, 27 Oktober 2011

Keutamaan 10 Hari bulan Dzulhijjah

Di antara karunia yang Alloh berikan kepada para hamba-Nya adalah Ia telah menjadikan musim-musim ketaatan. Di mana mereka bisa memperbanyak amalan sholih dan berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Di antara musim-musim tersebut adalah 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Rosululloh Shalallahu alaihi wa sallam telah menerangkan bahwa hari-hari tersebut adalah hari terbaik di dunia dan beliau menganjurkan untuk memperbanyak amalan sholih di dalamnya.

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJAH
  1. Alloh ta’ala telah bersumpah dengannya.
Hal ini menunjukkan tentang keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah karena Dzat Yang Maha Agung tidaklah bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung pula.
Alloh  berfirman :
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْر (2)  (الفجر : 1-2)
Artinya : “Demi fajar, dan malam yang sepuluh,”  (QS Al Fajr: 1-2)
Yang dimaksud dengan layalil ‘asyr (malam yang sepuluh) dalam ayat tersebut adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijah. Ini  adalah pendapat jumhur ahli tafsir.
Ibnu Katsir berkata : “Layalin ‘Asyr adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan selainnya dari kalangan  salaf dan kholaf”   (Tafsir Ibnu Katsir (4/539)

Jumat, 30 September 2011

Bekal Kampung Akherat

 

Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, nikmat yang begitu banyak, dimana sampai sekarang masih kita rasakan. Apabila kita menghitung nikmat tersebut, niscaya kita tidak akan mampu. Allah berfirman,

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللهِ لاَتُحْصُوهَا
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. (QS. Ibrahim, 34)

Perlu diketahui juga, bahwa semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban, tidaklah kita diberi nikmat dan menggunakan nikmat tersebut dengan berfoya-foya, serta bermegah-megahan melainkan untuk ketaatan kepada Allah semata dengan mengerjakan semua perintahNya dan meninggalkan semua laranganNya.

ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian, kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takaatsur, 8)

Sabtu, 24 September 2011

Tujuh Unsur Yang Menunjang Belajar



Pada tulisan sebelumnya telah kita jelaskan tentang Kaedah Umum dalam Belajar, pada tulisan kali ini akan kita jelaskan tentang hal-hal yang bisa menunjang belajar. Seorang penuntut ilmu harus memperhatikan unsur-unsur penting yang menunjang proses belajar. Tanpa memperhatikan dan melaksanakan unsur-unsur tersebut, barangkali cita-cita untuk menjadi seorang yang berilmu hanya tinggal angan-angan belaka. Diantara unsur-unsur penting tersebut adalah :
Unsur Pertama : Meluruskan Niat
Seorang penuntut ilmu harus meluruskan niatnya terlebih dahulu, karena dengan niat yang lurus, maka Allah akan memberkati ilmunya dan memudahkannya di dalam proses belajar, sebaliknya seseorang yang salah niat dalam belajar, maka ilmunya tidak akan berkah dan amalannya tidak diterima oleh Allah. Maka, betapa ruginya para penuntut ilmu yang salah niat. Dalam suatu hadist disebutkan :
عن كعب بن مالك رضى الله عنه قال : (( سـمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من طلب العلم ليجارى به العلماء ، أو ليمارى به السفهاء ، أو يصرف به وجوه الناس إليه أدخله الله النار )) رواه أبو داود
“Dari Ka’ab bin Malik bahwasanya dia berkata : Saya telah mendengar Rosulullah salallahu alaihi wa sallam bersabda : ( Barang siapa yang belajar dengan tujuan untuk mendebat para ulama, atau mempermainkan orang-orang bodoh, atau untuk mencari pengikut, niscaya Allah akan memasukkannya kepada api neraka ) ( HR. Abu Daud )

Kaidah Umum Dalam Belajar



Sebelum memulai belajar, seorang penuntut ilmu hendaknya memahami dengan baik- baik kaidah- kaidah yang diletakkan oleh para ulama untuk menjadi bekal para penuntut ilmu.
Kaidah –kaidah kalau dipegang teguh dan dihayati, insya Allah akan banyak membantu para penuntut ilmu di dalam mencapai cita-cita mereka
Diantara kaidah- kaidah tersebut adalah sbb :
Kaidah Pertama :
العلم لا يعطيك بعضه حتى تعطيه كلك
“Ilmu itu tidak akan memberikan kepadamu sebagiannya, sehingga engkau memberikan kepadanya semua yang engkau miliki”.
Artinya, bahwa seorang penuntut ilmu jika berniat untuk mempelajari suatu ilmu, mestinya ia berani dan siap mengorbankan segala yang dimiliknya, dari harta, waktu, tenaga. Kemudian, seandainya dia sudah mengorbankan yang dia miliki tersebut untuk mendapatkan ilmu, maka belum tentu dia mampu meraih semua ilmu yang ada. Dan selama-lamanya dia tidak akan mampu menguasai seluruh ilmu tersebut, kecuali hanya sebagiannya saja.

Jumat, 23 September 2011

Shalat Lima Waktu

Tidak diragukan lagi besarnya pahala yang akan didapatkan orang yang melaksanakan shalat lima waktu, jika telah terpenuhi syarat dan tidak ada lagi penghalang untuk mendapatkan pahala tersebut. Bahkan, tidak hanya pahala shalat yang akan ia dapat, akan tetapi juga pahala wudhu yang merupakan salah satu syarat sahnya shalat dan juga pahala langkah kakinya menuju masjid, keduanya pasti dilakukan sebelum ia melaksanakan shalat.


Ini semua sepantasnya kita ketahui agar jiwa kita ter-motivasi dan hilanglah rasa malas yang menghalangi seseorang mendapatkan ganjaran yang demikian besarnya. Karena, syaithan senantiasa membuat manusia malas mengerjakan atau menyempurnakan shalat lima waktu dengan berbagai cara.


Beberapa Keutamaan Wudhu dan Berjalan ke Masjid

Diantara keutamaan wudhu adalah dihapuskannya dosa-dosa yang dilakukan oleh anggota badan kita. Hal ini sebagaimana diterangkan beberapa hadits beriktut:

Etika menjenguk orang sakit


Salah satu hak sesama muslim yang mulai ditinggalkan sunnahnya, adalah etika menjenguk orang sakit. Banyak diantara kita yang melaksanakan rutinitas ini hanya karena kepentingan dunia, atau hanya sekedar melakukan adat kebiasaan yang kosong dari etika menjenguk orang sakit sesuai contoh dari Nabi e. Maka pada kesempatan kali ini kami kedepankan tema ‘Etika Menjenguk Orang Sakit’, dalam rangka nasehat sesama muslim, yang mana kami banyak mengambil faedah dari buku berjudul ‘Adab Iyadatul Maridh’ oleh Fuad Abdul Aziz Asy Syalhub, edisi Indonesia: ‘Etika Menjenguk Orang Sakit’ yang diterbitkan oleh Laraiba Bima Amanta, Surabaya. Semoga jasa-jasa mereka dibalas kebaikan yang besar oleh Allah Ta'ala, amien
Perintah Menjenguk Orang Sakit
Imam Muslim meriwayatkan sebuah Hadits dari jalan Abu Hurairah t,  bahwa Rasulullah e bersabda,
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ . قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam, kemudian Rasulullah e ditanya , apakah itu wahai Rasulullah? Beliau t menjawab, “Jika engkau berpapasan dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya. Jika ia mengundangmu, maka penuhilah (undangannya). jika ia minta nasehat kepada engkau maka nasehatilah ia. Jika ia bersin, kemudian memuji Allah, maka doakan ia dengan ‘yarhamukallah’, jika ia sakit, maka jenguklah ia dan jika ia meninggal, maka iringilah (jenazahnya).” [HR. Muslim (5778)]

Selasa, 13 September 2011

Silaturrahmi

Islam adalah agama yang indah dan paripurna yang mengajarkan seluruh aspek kehidupan manusia. Islam mengajarkan adab dan akhlak yang tinggi, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, menjaga keharmonisan hubungan keluarga dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusak hubungan persaudaraan.

Islam sangat menganjurkan silaturrahim. Bahkan, silaturrahmi merupakan inti dari ajaran Islam,  sebagaimana diriwayatkan dari Abu Umamah t, dia berkata, “Amr bin ‘Abasah As-Sulami berkata, Aku berkata, ‘Dengan apa Allah mengutusmu?’ Rasulullah e menjawab, ‘Allah mengutusku dengan silaturrahim, menghancurkan berhala dan agar Allah ditauhidkan, tidak disekutukan dengan-Nya sesuatupun.’.” [HR.Muslim (1927)]

Oleh karena itu, pada edisi kali ini Penulis akan sedikit membahas tentang silaturrahm, agar dapat menumbuhkan rasa semangat untuk ber-silaturrahim dan agar silaturrahim yang kita lakukan sesuai dengan ajaran Islam.

Makna Silaturrohmi
Silaturahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata (صِلَةٌ) dan (الرَّحِمُ). Kata (صِلَةٌ) adalah bentuk mashdar dari kata (وَصَلَ - يَصِلُ), yang berarti ‘sampai, menyambung’. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata (وَصَلَالْاِتِّصَالُ) yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” [Al-Mufradat fie Gharibil Qur-an, hal. 525]

Adapun kata (الرَّحِمُ), Ibnu Manzhur rahimahullah berkata, (الرَّحِمُ) adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.” [Lisanul ‘Arab]

Jadi, silaturahim artinya adalah ‘menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab’.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Ramadhan Tiba, Pintu-Pintu Surga Terbuka


Pembaca yang dirahmati Allah, bulan Ramadhan yang mulia dan agung telah menghampiri kita. Saat di mana Allah memperbesar pahala, melipatgandakan ganjaran, dan membuka pintu-pintu kebaikan bagi orang-orang yang menginginkannya.


Di antara hadits yang agung yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِذاَ جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ اْلجَنَّةِ وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّياَطِيْن” رواه البخاري ومسلم واللفظ له
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” [Muttafaqun ‘alaihi]
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)

Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah menjelasakan ”Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini oleh karena banyaknya amal saleh yang dikerjakan, dan sekaligus untuk memotivasi umat islam agar melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Setan-setan diikat dan dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan-bulan selain Ramadhan.”  [Majaalisu Syahri Ramadhan, Syaikh ‘Utsaimin]

Acara Pembekalan Ramadhan 1432 H


Menyambut datangnya bulan Ramadhan, bulan penuh berkah tahun ini maka MA Al Ukhuwah bekerja sama dengan bidang kesantrian dan bidang tarbiyah Pondok Pesantren Al Ukhuwah mengadakan acara yang bertajuk “Pembekalan menyongsong datangnya bulan Ramadhan 1432 H”.
Acara pembekalan ini dilaksanankan pada hari pertama puasa, 1 Agustus 2011. Dimulai sejak pagi hari pukul 08.00 pagi sampai selesai. Acara pembekalan ini diikuti oleh semua anak didik MA Al Ukhuwah juga diikuti siswa-siswa dari Jenjang MSW ( Madrasah Salafiyah Wustho, setara SMP ). Bertempat di masjid Jami’ Ibnu Utsaimin, Pondok Pesantren Al Ukhuwah.
Adapun Agenda acara “Pembekalan menyongsong datangnya bulan Ramadhan 1432 H” ini adalah sebagai berikut :

  1. 1.       Pembukaan oleh Ketua Panitia OSWAH (Organisasi Santri Al Ukhuwah)
  2. 2.       Muqoddimah oleh Ust. Rochmad Supriyadi, Lc
         Dalam muqoddimah ini beliau, Ust. Rochmad Supriyadi, Lc menyampaikan bagaimana pentingnya kita mengetahui akan mulianya bulan ramadhan. Beliau memberikan tausiyah dan wejangan kepada seluruh santri untuk semangat dalam beramal dan meningkatkan amalan ketika di bulan ramadhan ini.

  1. 3.       Acara inti
Acara inti pembekalan ramadhan ini terbagi menjadi 3 sesi, yaitu :
-          Sesi I ,
Pemateri : Ust. Nurcholis Majid Ahmad, Lc.
Materi : Keutamaan Puasa.
Beliau menyebutkan dengan terperinci hakekat dan keutamaan puasa, bagaimana pahala seorang yang berpuasa, kedudukannya di sisi Allah hingga balasan kelak yang akan diterima bagi seorang yang tekun melaksanakan puasa. Beliau juga memberikan nasehat agar seluruh siswa memanfaatkan bulan puasa ini untuk mendapatkan derajat “muttaqin” seorang yang bertakwa kepada Allah.
-          Sesi II
Pemateri : Ust. Agus Susehno, Lc
Materi : Keutamaan Bulan Ramadhan
Keutamaan bulan ramadhan sangatlah banyak sekali, Bulan penuh barokah, bulan ampunan dan bulan yang di dalamnya ada satu malam yang keutamaannya seperti 1000 bulan, Lailatul qodar, Bulan diturunkannya Alquran, dibuka pintu surga dan ditutup pintu neraka, dan Setan dibelenggu sehingga tidak bisa leluasa menggoda manusia. Seperti ini kira-kira apa yang disampaikan oleh beliau, Ust. Agus Susehno, Lc
-          Sesi III
Pemateri : Ust. Muhammad Nur Fauzi
Materi : Amlan-amalan di bulan Ramadhan
Beliau menyampaikan bahwasannya pada bulan Ramadhan banyak sekali amalan-amalan yang disyariatkan. Puasa, Teraweh, Memperbanyak membaca Alquran, meningkatkan Shodaqoh dan infaq. Dan lain sebagainya. Beliau juga mengingatkan agar pada bulan ini kita harus meninggalkan dosa-dosa dan maksiat.

  1. 4.       Penutup ditutup kembali oleh panitia OSWAH.
Dengan adanya pembekalan menyambut bulan Ramadhan ini, diharapkan siswa dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, meningkatkan amalan-amalan, dan keluar dari bulan Ramadhan dengan membawa pahala dan mendapatkan ampunan dari Allah. Sehingga nanti terrealisasi puasa merupakan wasilah untuk menjadi Insan yang bertakwa. 

Jumat, 05 Agustus 2011

Guru dan Tenaga Pengajar TP 2011-2012

Seiring dengan bertambahnya jumlah siswa di MA Al Ukhuwah, maka pada tahun pelajaran baru ini ada beberapa penambahan guru dan tenaga pengajar baru, baik dari Perguruan tinggi dalam maupun luar negeri yang sudah berpengalaman. Sehingga dengan adanya penambahan ini diharapkan dapat meningkatkan kwalitas dan mutu pendidikan peserta didik.

1 Rochmad Supriyadi Hananto, Lc. S1 Syari'ah Universitas Madinah
2 Muhammad Wasitho, Lc S1 Hadits Universitas Madinah
3 Kholid Syamhudi, Lc S1 Hadits Universitas Madinah
4 Nurcholis Majid Ahmad, Lc S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
5 Sabilul Muhtadin, Lc S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
6 Agus Susehno, Lc S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
7 Rosyad Nurliyas, Lc S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
8 Aris Sugiyantoro D3 Takmili LIPIA Jakarta
9 Budi Suryanto D3 Takmili LIPIA Jakarta
10 Ilham Wahyudi, Lc S1 Ushuluddin Al Azhar Cairo
11 Nurwan Darmawan, S.Pd. S1 Bahasa Indonesia UNS
12 Riyanto, S.Pd. S1 Matematika UNS
13 Nunung Setiawan, S.Pd.I S1 Tarbiyah UMS
14 Muhammad Iqbal, M.Pd S2 Ilmu Pendidikan UNS
15 Nurcahyo AS, S.Sos S1 Ilmu Sosial dan Politik UNS
16 Abdul Rokhman,S.S S1 Sastra Inggris STIBA Malang
17 Ery Tri Harwati,S.E S1 Ekonomi UNEJ Jember
18 Dewi Winarni, S.Pd S1 Sastra dan Bahasa UNIVET
19 Innayatullah Anggrahini M, S.Pd S1 Bahasa Inggris UNS
20 Danang, S.P S1 Pertanian UMY

Kamis, 04 Agustus 2011

Sekilas Tahun Pelajaran Baru 2011 - 2012

  • Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun 2011 - 2012 dibagi menjadi 2 Gelombang. Gelombang Pertama dimulai pada tanggal 16 - 29 Mei 2011. Adapun Gelombang kedua pada tanggal 3 - 29 Juni 2011.
Antusias wali murid untuk memasukkan putra-putrinya di MA Al Ukhuwah sangatlah besar. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah siswa yang mendaftar, baik dari dalam kabupaten sukoharjo sendiri ataupun dari luar kota, bahkan ada yang dari luar pulau jawa.
- Jumlah Siswa Baru untuk kelas X (sepuluh) pada Tahun Pelajaran 2011 - 2012 ini adalah berjumlah 59 siswa, 23 putra dan 36 putri.
- Jumlah Siswa kelas XI (sebelas) berjumlah 36 siswa, 18 putra dan 18 putri.
- Jumlah Siswa kelas XII (duabelas) berjumlah 9 siswa putra.


  • Kurikulum Pelajaran
    Kondisi perubahan jaman yang begitu cepat dan cenderung mengarah pada perkara yang negatif dari sisi akhlak dan aspek diniyyah (keagamaan) secara umum membawa konsekuensi bagi umat Islam untuk dapat melahirkan generasi robbani yang mampu membimbing dan mengajak masyarakat untuk lebih mengenal Allah, Nabi-Nya, serta keindahan agama Islam yang lurus.
    MA Al Ukhuwah adalah salah satu wadah pendidikan Islam yang menggabunggkan ilmu-ilmu umum dalam rangka mencetak generasi islam yang kokoh dan berkualitas serta tanggap terhadap perubahan jaman. Ilmu keislaman mencakup Ilmu Alquran, Hadits, Aqidah, Fiqih, Akhlaq, Tarbiyah dan lain sebagainya dengan pengantar menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Hal ini dipadu dengan ilmu Umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, Pkn, IPA, IPS, juga pelajaran TIK guna meningkatkan wawasan siswa didik tentang dunia teknologi.

    Senin, 21 Februari 2011

    Keutamaan mengajarkan kebaikan


    عن أبي هريرة أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قالَ : منْ دعاَ إلى هُدَى كَانَ له من الأجرِ مثلُ أُجورِ منْ تَبِعَهُ لا ينْقُصُ ذَلِكَ منْ أُجْورِهمْ شَيْئاً ومنْ دعاَ إِلىَ ضَلاَلةِ كاَن عليهِ من الإثمِ مثْلُ آثامِ مَنْ تبعَهُ لاَ ينْقُصُ ذَلِكَ من آثامهم شَيئاً رواه مسلم.

    Dari Abu Hurairah t bahwasanya Rasulullah sholallohu alihi wa salam bersabda: “ Barangsiapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR Muslim)

    Perowi Hadits

         Dia adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad Dausy, masuk Islam pada tahun Khaibar tahun 7 H, selalu menyertai Rasulullah sholallohu alihi wa salam karena kecintaannya terhadap ilmu dan tergolong sahabat yang paling banyak hafalan haditsnya.

    Makna Secara Umum

         Rasul sholallohu alihi wa salam sang pembawa petunjuk  menganjurkan umatnya untuk berbuat kebaikan dan menyerukannya. Bahwasanya siapa yang membimbing orang lain kepada petunjuk maka ia mendapatkan pahala besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa mengurangi pahala yang mengikutinya “Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya” dan barangsiapa menjerumuskan seseorang kepada perbuatan dosa sekalipun sedikit atau menyuruhnya atau membantu dalam mengerjakannya maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa manusia yang mengerjakannya. Lantas bagaimana halnya dengan orang-orang yang berpaling dari Syariat Allah dan menerapkan hukum dengan undang-undang buatan manusia serta mengakui ideologi atheis yang menghancurkan kehidupan. Mereka semua berpaling dari Kitabullah dan tersesat dari jalan yang lurus. Dan pasti akan ditimpakan pada mereka  dosa dari  penyimpangan-penyimpangan ini yang banyak membuat para pemuda menyeleweng dari kebenaran dan jalan Allah yang lurus.

    Faedah Yang Bisa Dipetik dari Hadits

    1.Keutamaan menunjukan kepada kebaikan dan anjuran mengerjakannya serta pahalanya yang besar
    2.Bahwa pahala yang diberikan kepada orang yang memberikan petunjuk tidak mengurangi pahala yang mengikutinya
    3.Ancaman keras bagi siapa yang menyeru kepada bid’ah atau kesesatan dan hal itu merupakan sebab penyimpangan manusia dari kebenaran

    Senin, 24 Januari 2011

    Profil MA Al Ukhuwah

    • Pendahuluan
    Madrasah Aliyah atau disingkat dengan MA Al Ukhuwah adalah salah satu tingkat pendidikan setara dengan Sekolah Menengah Atas yang memadukan ilmu keduniaan (pelajaran umum) dengan ilmu-ilmu keislaman untuk mencetak generasi yang memahami Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik umat ini, mengamalkan dan mampu mendakwahkannya.
    • Visi dan Misi MA Al Ukhuwah
    1. Mendidik generasi penerus yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia dan menjunjung tinggi nilai ukhuwah islamiyah
    2. Mendidik generasi penerus bangsa yang bermoral, cerdas, trampil dan mampu berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
    3. Mendidik generasi penerus yang menguasai ilmu pengetahuan, tekhnologi dan informasi serta mampu mengangkat martabat bangsa Indonesia di dunia internasional 
    • Staf dan Tenaga Pengajar
    Pendidik dan Staf Pengajar di MA Al Ukhuwah merupakan Alumni-alumni dari Perguruan Tinggi baik dalam maupun luar negri, Universitas Islam Madinah, LIPIA Jakarta, UNS, UMS, Universitas Widya Darma, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa dan Sastra (STIBA) Malang dan Pengajar-pengajar yang masih melanjutkan studi Pasca Sarjana di beberapa Perguruan Tinggi.
    • Fasilitas MA Al Ukhuwah
    Guna terciptanya proses belajar-mengajar yang kondusif, maka disediakan fsilitas-fasilitas yang memadai di antaranya : tempat belajar yang berada di jantung kota tetapi jauh dari kebisingan, ruang kelas yang memadai, perpustakaan, lapangan olahraga, klinik kesehatan, mini market (dalam proses pembangunan), koperasi dan kantin, air minum isi ulang dan lain-lain.
    • Program Pendidikan lain (selain MA Al Ukhuwah)
    Selain MA Al Ukhuwah, Pondok Pesantren Al-Ukhuwah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al Ukhuwah Sukoharjo menyelenggarakan program-program pendidikan (formal & non formal) sebagai berikut;
    1. Roudhotul-Athfal (RA), program 1 tahun setara TK
    Pada program ini, santri diharapkan mampu membaca al-quran dengan benar, hafal juz ‘amma, membaca dan menulis Indonesia / Arab serta berhitung sederhana

    2. Madrasah Salafiyah Ula (MSU), program 6 tahun setara SD
    Pada program ini, santri diharapkan mampu menghafal Al-Quran 15 Juz dan hadits Arba’in Nawawi, mengenal dasar ilmu syar’i dan bahasa arab serta dasar-dasar pengetahuan umum

    3. Madrasah Salafiyah Wustho (MSW), program 3 tahun setara SLTP
    Pada program ini, santri diharapkan mampu menambah hafalan Al-Quran 6 juz dan hadits-hadits pilihan, memahami ilmu syar’i, bahasa arab dan pengetahuan umum untuk tingkat menengah

    4. Takhosus Bahasa Arab (TBA), program 1 tahun khusus bahasa arab
    Program ini merupakan program khusus untuk santri yang berasal dari SLTP non-pesantren sebagai persiapan ke jenjang Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo
    Pada program ini, santri diharapkan mampu menghafal Al-Quran 3 juz, memahami ilmu syar’i dan bahasa arab tingkat menengah

    5. I’dad Du’at (ID), program 3 tahun khusus putra
    Program ini merupakan program non formal untuk mengkader calon da’i agar mampu berkhidmah untuk Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, berda’wah dengan benar di tengah masyarakat atau mengajar pada lembaga pendidikan lainnya
    Pada program ini, santri diharapkan mampu menghafal Al-Quran 6 juz, hadits Arba’in Nawawi dan beberapa matan kitab yang diajarkan. Santri juga diharapkan mampu menguasai ilmu syar’I, ilmu alat serta membaca dan memahami kitab-kitab berbahasa arab.

    6. I’dad Muhafizhoh (IM), program 3 tahun khusus putri
    Program ini merupakan program non formal untuk mengkader calon penghafal Al-Quran agar mampu berkhidmah untuk Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo atau mengajar materi tahfizhul-quran pada lembaga pendidikan lainnya
    Pada program ini, santri diharapkan mampu hafal Al-Quran 30 juz dan memahami dasar ilmu syar’i

    Minggu, 23 Januari 2011

    Tenaga Pengajar & Staf Tetap MA Al Ukhuwah Tahun 2010-2011

    Staf Pendidik MA Al Ukhuwah

     
    1 Ust. Rochmad Supriyadi, Lc : S1 Syari'ah Universitas Islam Madinah KSA
    2 Ust. Muhammad Wasitho, Lc : S1 Hadits Universitas Islam Madinah KSA
    3 Ust. Nurcholis Majid A, Lc : S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
    4 Ust. Abu Aufa, Lc : S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
    5 Ust. Rosyad Nurliyas, Lc : S1 Syari'ah LIPIA Jakarta
    6 Ust. Budi Suryanto : D3 Takmili LIPIA Jakarta
    7 Ust. Iqbal Muammar, M.Pd : S2 Teknologi Pendidikan UNS
    8 Ust. Abdul Rokhman, S.S : S1 Sastra Inggris STIBA Malang
    9 Ust. Riyanto, S.Pd : S1 Matematika UNS
    10 Ust. Nurwan Darmawan, S.Pd : S1 Bahasa Indonesia UNS
    11 Ust. Nurcahyo, S.Sos : S1 Ilmu Sosial dan Politik UNS
    12 Ust. Nunung Setyawan, S.Pd.I : S1 Tarbiyah UMS
    13 Ust. Amir Miftahudin :  - Ma'had Al Ukhuwah
     
     
    Staf bantu lain
     
    1 Rahmat Kurdiyanto :  - Ma'had Al Ukhuwah
    2 Muflih AMB :  - Ma'had Al Ukhuwah
    3 Catur :  - Perguruan Karate do
     

    Keutamaan ilmu

    Abu Darda' berkata : "Belajarlah sebelum ilmu diangkat. ilmu diangkat dengan meninggalnya para Ulama'. Orang yang berilmu dan orang yagn menuntut ilmu memiliki kedudukan yang sama dalam hal pahala. sesungguhnya manusia itu hanya ada 2 (dua) : orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu. Dan tidak ada kebaikan pada diri manusia selain keduanya". seribu hikmah ulama salaf

    Sabtu, 22 Januari 2011

    Cinta Rasul



    Dari Anas radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: 

    لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
    “Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih)

    Saat ini, di tengah-tengah masyarakat sedang marak berbagai aktivitas yang mengatasnamakan cinta Rasul shallallahu alaihi wasallam. Kecintaan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah perintah agama. Tetapi untuk mengekspresikan cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak boleh kita lakukan menurut selera dan hawa nafsu kita sendiri. Sebab jika cinta Rasul shallallahu alaihi wasallam itu kita ekspresikan secara serampangan tanpa mengindahkan syari’at agama maka bukannya pahala yang kita terima, tetapi malahan menuai dosa.
    Berdasarkan hadits shahih yang telah kita bacakan tadi, kita akan membahas poin-poin berikut ini:
     
    1. Kewajiban Cinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
    Hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri.
    Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam :
    لأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : لاَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ . فَقَالَ : لَهُ عُمَرُ : فَإِنَّكَ اْلآنَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : اْلآنَ يَا عُمَرُ
    “Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.” Nabi shallallahu alaihi wasalam  bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.”
    Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam belum sampai pada tingkat ini maka belumlah sempurna imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam , beliau bersabda:
    ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اِلإِيْمَانِ : أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
    “Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, ‘Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada selain keduanya……”

    2. Kenapa Cinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ?
    Tidak akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul shallallahu alaihi wasallam secara sempurna kecuali orang yang mengagungkan urusan din (agama)nya, yang keinginan utamanya adalah merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Ta’ala. Dan selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.
    Cinta Rasul inilah dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallahu alaihi wasalam kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
    Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri. Sebagaimana firman Allah:
    “pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,dari ibu dan bapaknya,dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya”. (QS. Abasa: 34-37)
    Dan firman Allah:
    Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
    (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (QS. Al-Hajj:1-2)
    Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi maka cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

    3. Tanda-tanda Cinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
    Cinta Nabi shallallahu alaihi wasallam tidaklah berupa peringatan-peringatan tertentu pada saat-saat tertentu. Cinta itu haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
    Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah: 

    a. Mentaati beliau dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
    Pecinta sejati Rasul manakala mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
    Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam serta menerjang berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na’udzubillah min dzalik.
     
    b. Menolong dan mengagungkan beliau shallallahu alaihi wasallam.
    Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya. 

    c. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau , rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnahnya. Firman Allah:
    “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [QS. An-Nisaa: 65]
    Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasallam.Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
     
    d. Mengikuti beliau r dalam segala halnya.
    Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau shallallahu alaihi wasallam dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb. Firman Allah:
    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21]

    e. Memperbanyak mengingat dan shalawat .
    Dalam hal shalawat Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
    “Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
    Adapun bentuk shalawat atas Nabi r adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: “Ucapkanlah:
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَّمَدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
    ( Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga
    Muhammad)” (HR. Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858).

    f. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallahu alaihi wasallam.
    Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallahu alaihi wasalam  mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallahu alaihi wasalam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya. 

    4. Bagaimana Agar Mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam

    a. Hendaknya kita ingat bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling baik dan paling berjasa kepada kita, bahkan hingga dari orang tua kita sendiri. Beliaulah yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya, yang menyampaikan agama dan kebaikan kepada kita, yang memperingatkan kita dari kemungkaran. Dan kalau bukan karena rahmat Allah yang mengutus beliau shallallahu alaihi wasallam, tentu kita telah tenggelam dalam kesesatan.
    b. Renungkanlah perjalanan hidup Nabi shallallahu alaihi wasallam, jihad dan kesabarannya serta apa yang beliau korbankan demi tegaknya agama ini, dalam menyebarkan tauhid serta memadamkan syirik, sungguh suatu upaya yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun.
    c. Renungkanlah keagungan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam, sifat dan sikapnya yang sempurna, rendah hati kepada kaum mukminin dan keras terhadap orang-orang munafik dan musyrikin, pemberani, dermawan dan penyayang. Cukuplah sanjungan Allah atas beliau shallallahu alaihi wasallam :
    وَ إِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
    “Dan sungguh engkau memiliki akhlak yang agung”
    (QS. Al Qolam : 4)
    d. Mengetahui kedudukan beliau shallallahu alaihi wasallam di sisi Allah Ta’ala. Beliau shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di antara segenap umat manusia, penutup para Nabi, yang diistimewakan pada hari Kiamat atas segenap Nabi untuk memberikan syafa’at uzhma (agung), yang memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji), orang yang pertama kali membuka pintu Surga serta berbagai keutamaan beliau lainnya. 
    disadur dari  http://abufawaz.wordpress.com